Senin, 03 Desember 2012

pembudidayaan tanaman hias

Budidaya Tanaman Hias

Budidaya Tanaman Hias !! Hobi yang Bernilai


Budidaya tanaman hias secara efisien. Ulasan hasil penelitian ini dimaksudkan sebagai informasi dalam mengusahakan budidaya tanaman hias terutama berkenaan dengan budidaya secara efisien baik dalam pengelolaan bibit, pupuk, media maupun lingkungan tumbuh. Hasil penelitian mengemukakan bahwa bunga potong krisan spray yang berkualitas dapat diperoleh dengan perlakuan hari panjang 7,5 menit terang dan 22,5 menit gelap yang berlangsung selama 8 kali dengan intensitas cahaya 40 Lux. Pembelahan subang gladiol dengan berat 20-40 g dapat menghemat 50% bibit. Sedangkan pemupukan 22,5 kg N/ha pada gladiol dengan cara tugal atau sebar dalam alur dapat menghemat 350-550 kg N/ha. Okulasi mata berkayu pada saat penyetekan budidaya tanaman hias mawar menguntungkan dari segi efisiensi waktu. Pemberian nitrogen dua bulan sekali pada budidaya tanaman hias melati menghasilkan pola produksi bunga dengan fluktuasi lebih tajam dibanding tiga dan empat bulan. Sabut kelapa, kompos tandan kosong kelapa sawit, sekam padi, kompos daun bambu, bagas tebu, dan kulit buah kakao merupakan media alternatif yang efisien untuk budidaya tanaman hias anggrek, tanaman pot, dan bunga potong.

Budidaya tanaman hias Krisan

Budidaya Tanaman Hias 150x150 Budidaya Tanaman Hias !! Hobi yang BernilaiUntuk memperoleh kualitas bunga krisan yang baik, budidaya tanaman hias perlu dipacu pertumbuhan vegetatifnya dengan periode cahaya lebih panjang dari pada hari normal. Penambahan cahaya dimaksudkan agar stadia vegetatif lebih lama, sehingga akan dihasilkan tangkai bunga yang lebih panjang, bunga yang lebih besar dan tajuk yang rimbun untuk dapat menunjang bunga, meningkatkan keserempakan berbunga dan tanaman lebih kompak . Penambahan hari panjang pada budidaya tanaman hias ini dapat dilakukan dengan penyinaran buatan setelah matahari terbenam atau pada periode gelap antara jam 22:00 – 02:00  selama 3-4 jam dengan intensitas 32-108 lux. Penambahan panjang hari dengan penyinaran buatan memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perlu dicari metode yang lebih ekonomis, antara lain dengan pola night break. Pola night break merupakan penyinaran di malam hari sebagai rekayasaan hari panjang. Berdasarkan hasil penelitian untuk menghasilkan bunga potong pada budidaya tanaman hias krisan spray yang berkualitas, perlakuan kondisi hari panjang dengan pola night break dengan 7,5 menit terang dan 22,5 menit gelap yang berlangsung selama 8 kali atau dengan sandi (7,5-22,5) 8 X adalah yang paling efisien dengan intensitas cahaya lampu 40 lux (lampu dengan daya listrik 60 watt). Dibandingkan dengan pola yang dilakukan pengusaha, yaitu 8 menit terang dan 18 menit gelap selama 8 kali (8-18) 8 X maka pola night break (7,5-22,5) 8 X memerlukan 60 menit terang sedangkan pola penguasaha 72 menit terang sehingga dapat menghemat waktu 12 menit. Dengan demikian untuk keperluan night break dengan pola pengusaha per hari diperlukan energi listrik per tunel (501m2 dengan 200 lampu) = 200 X 1,2 jam X 150 watt = 36 KWh. Atas dasar tarif listrik Rp 125,50,-/KWh, maka biaya untuk night break adalah Rp 4.518,00,-. Sedangkan dengan pola night break Balithi, yaitu 60 menit terang dengan menggunakan lampu 60 watt maka keperluan energi untuk night break adalah 200 X 60 menit X 60 watt = 12 KWh, jadi listrik untuk night break per hari hanya
12 X Rp 125,50,- = Rp 1 .506,-/tunel. Dengan demikian diperoleh penghematan Rp 3.012,00,-/hari atau Rp 114.456,00,-/tunnel/musim tanam atau Rp 2.209.120,-/ha/musim tanam atau penghematan/penurunan biaya listrik 66, 67% per musim.

Budidaya tanaman hias Gladi0L
Budidaya tanaman hias gladiol diperbanyak dengan subang (Corm). Setiap subang mempunyai beberapa mata tunas, namun setelah ditanam tidak semua tunas tumbuh menjadi tanaman baru akibat terjadinya dominansi tunas­-tunas utama. Meskipun subang gladiol dapat menghasilkan beberapa anakan, namun bila dibiarkan tumbuh semua akan terjadi persaingan tumbuh dan ruang untuk menghasilkan subang baru sehingga produksi subangnya rendah. Untuk perbanyakan tanaman dan mengatasi keterbatasan bibit dapat dilakukan dengan pembelahan subang. Penggunaan bibit dengan pembelahan subang berukuran berat 20 – 40 g menghasilkan kualitas bunga (panjang tangkai dan lama peragaan bunga) yang tidak berbeda nyata dengan bibit gladiol yang tidak dibelah (utuh) yang berukuran 40 – 60 g. Dengan demikian penggunaan subang yang dibelah dapat menghemat 50 persen.
Teknik budidaya tanaman hias gladiol terutama pemupukan menunjukkan bahwa para petani kecil melakukan pemupukan hanya berdasar pengalaman dan pemberiannya dengan cara sebar, sehingga kurang efektif diserap tanaman. Pemberian pupuk N lebih dari 22,5 kg/ha tidak meningkatkan peubah pertumbuhan tanaman gladiol kultivar Dr. Mansoer dan Queen Occer . Pemberian pupuk N sebesar 22,5 kg/ha sudah menghasilkan jumlah kuntum bunga 12,15 buah per tangkai dan memenuhi mutu standar. Dengan dosis tersebut tanaman gladiol sudah menghasilkan bunga yang memenuhi kriteria permintaan pasar, sehingga pemberian pupuk tidak berlebihan seperti yang dilakukan petani di Jawa Barat, yaitu mencapai 400 – 600 kg/ha urea. Dengan demikian cara pemupukan secara tunggal atau sebar dalam alur akan meningkatkan efisiensi pemupukan karena kehilangan hara dari pupuk akibat penguapan dan pencucian dapat ditekan dan penggunaan pupuk urea (N) lebih efisien karena dapat dihemat 350-550 kg/ha.
Umumnya petani mengusahakan bunga giadiol dengan tujuan untuk memperoleh bunga dan bibit. Apabila Budidaya Tanaman Hias  hanya ditujukan untuk memperoleh bunga saja, maka Budidaya Tanaman Hias akan mengalami kerugian (R/C ratio = 0,70), sedangkan apabila Budidaya Tanaman Hias  dilakukan sampai dengan memperoleh bibit maka Budidaya Tanaman Hias tersebut menguntungkan (R/C ratio = 1,17).
Budidaya Tanaman Hias gladiol akan efisien dan memberikan keuntungan yang layak dengan asumsi waktu tanam + 5 bulan, apabila harga bunga Rp40,- per tangkai, luas minimum usahataninya 0,535 ha, pada saat harga bunga Rp 100,- per tangkai adalah 0,117 ha. Sedangkan pada saat harga bunga Rp 15,- per tangkai berapa pun luas lahan yang diusahakan, maka usahatani gladiol akan mengalami kerugian.
Dari uraian dan pembahasan budidaya tanaman hias efisiensi pada tanam an hias dapat di simpulkan bahwa penghematan input produksi dapat dilakukan melalui pengaturan pemberian cahaya pada budidaya tanaman hias krisan, pemberian pupuk yang lebih hemat pada gladiol, penggunaan bibit subang gladiol yang di belah.






http://www.neosavata.com/budidaya-tanaman-hias

Minggu, 02 Desember 2012

pembudidayaan bunga mawar

Bunga mawar merupakan bunga yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Bunga ini merupakan lambang kehidupan religi dan cinta dalam kehidupan manusia, sehingga sangat banyak digunakan dalam hiasan pernikahan dan dalam acara romantis bersama pasangan.
Bunga mawar memiliki banyak varietas dan aneka warna yang menarik. Seiring meningkatnya akan permintaan bunga ini maka banyak budidaya bunga mawar dilakukan. Budidaya bunga mawar dapat dilakukan oleh siapa saja yang penting rajin dan menyayangi tumbuhan bunga ini. Budidaya dapat dilakukan untuk sekedar hobi ataupun untuk agrobisnis. Berikut tahapan dalam budidaya bunga mawar:
  1. Mempersiapkan bibit. Bibit bunga mawar bisa didapat dengan berbagai cara diantaranya dengan stek batang, okulasi, mencangkok, dan menanam biji. Untuk pemula yang baru belajar dan ingin memperoleh hasil yang cepat tanpa menunggu lama dapat juga membeli dari penjual bibit bunga mawar dalam polybag yang sudah berumur setengah tahunan. Pemilihan bibit ini sangat menentukan mawar yang akan dihasilkan kelak.
  2. Mempersiapkan lahan dan media tanam. Persiapan dilakukan dengan membuat lubang-lubang pada lahan yang telah disediakan, lubang yang dibuat memiliki diameter sekitar 15 cm dan memiliki kedalaman sekitar 35 cm. Kemudian tanam bibit yang telah dipersiapkan pada lahan. Selesai penanaman bibit, bibit yang yang baru ditanam tadi diberi air sampai cukup basah.
  3. Merawat bunga mawar. Perawatan pada bunga ini diantaranya:
  • Penyiangan dari rumput liar dan gulma yang tumbuh di sekitar bunga mawar.
  • Pemupukan, untuk pemupukan dilakukan secara rutin 3-4 bulan sekali dengan dosis sesuai kondisi tanaman. Pemupukan bisa dengan memberikan pupuk NPK sebanyak 5 gram pupuk/tanaman.
  • Penyiraman, penyiraman ini sangat penting terutama pada saat fase pertumbuhan. Penyiraman dilakukan sehari minimal 1 kali dan dilakukan paling baik di waktu pagi dan sore hari saat suhu udara tidak terlalu panas sehingga penguapan air dari tanah kecil.
  • Pemangkasan, ini dilakukan agar memperoleh batang yang kokoh, tanaman menghasilkan tunas-tunas muda baru sehingga produktivitasnya meningkat, peremajaan tanaman, dan menjaga tanaman selalu dalam kondisi sehat.













  sumber:http://duniatanaman.com/cara-budidaya-bunga-mawar.html

Jumat, 30 November 2012

pembudidayaan ikan mas koki

Ikan mas koki yang memiliki nama dagang goldfish merupakan ikan yang berasal dari Cina. Ikan ini bersifat omnivora dan dapat hidup baik pada suhu 19-28 0 C dengan suhu optimal 24-28 0 C. Kisaran pH yang diinginkan antara 7.0-7.5. Ikan mas koki memiliki fekunditas antara 2000-4000 butir telur. Ikan ini memiliki warna serta bentuk tubuh yang indah dan unik sehingga banyak diminati oleh konsumen ikan hias baik itu konsumen lokal maupun mancanegara.
Ciri-ciri ikan mas koki secara umum antara lain sebagai berikut :
  • Bentuk utubuh umumnya pendek/bulat, gempal dan berukuran relatif kecil (lebih kecil dari ikan mas biasa).
  • Kepala pada umumnya kecil dengan berbagai bentuk sesuai dengan jenisnya. Namun demikian pada beberpa jenis di bagian atas kepala dan pipinya ditutupi oleh selaput/daging yang menebal sehingga kelihatan seperti singa.
  • Sisiknya mengkilap dan tersusun berderet dengan rapi menutupi tubuh. Warna sisik sangat indah dan bervariasi, ada yang hitam, kuning, merah dan putih kuning tergantung pigmen.
  • Sirip ekor umumnya lebar dan ada juga yang berumbai. Sedangkan sirip perut dan sirip dada bersama gelembung udara berperan sebagai pengatur gerakan naik turunnya ikan dalam media air.
Varietasnya berkembang menjadi sangat banyak  akibat silangan berbagai warna dan bentuk badan. Namun, hanya ada dua kelompok besar ikan mas koki, yaitu memiliki dua sirip ekor dan satu sirip ekor. Ikan bersirip dua buah pun masih bisa dibagi atas ikan bersirip punggung seperti koki spenser, raket, mutiara, dan tossa serta ikan tidak bersirip punggung seperti ranchu, kumpai dan mata balon.

3.15.1 Pemeliharaan Induk

Proses pembenihan dimulai dari pemeliharaan induk untuk mencapai kematangan gonad, kemudian dilanjutkan dengan proses pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva hingga pendederan. Pemeliharaan induk diawali dengan seleksi induk. Induk yang berkualitas memiliki ciri-ciri antara lain tidak cacat, sehat, tampak aktif, bentuknya proporsional, ukurannya terbesar diantara kelompok umurnya, dan berumur lebih dari lima bulan. Induk ikan mas koki dapat dibedakan antara jantan dengan betina berdasarkan tanda-tanda pada tubuhnya (Tabel 3.1).
Tabel 3.1. Perbedaan Induk Jantan dan Induk Betina pada Ikan Mas Koki
Bagian yang diamati Ikan Jantan Ikan Betina
1. Sirip dada Terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan terasa kasar bila diraba. Tidak terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan terasa halus bila diraba.
2. Bentuk anus Oval dan halus. Bulat dan kasar.
3. Bentuk  badan Pada ukuran induk, badan lebih langsing. Pada ukuran induk, badan lebih gemuk dan membulat.
Sebelum dipijahkan, sebaiknya induk jantan dan betina dipisahkan terlebih dahulu dan dipelihara sekitar 2 minggu. Pemeliharan induk ini sebaiknya dilakukan di dalam kolam dengan kepadatan yang rendah, sekitar 20 ekor/m2. Pakannya dapat berupa pelet, cacing rambut ataupun cacing darah. Agar kualitas telur menjadi baik, jentik nyamuk akan lebih baik dijadikan sebagai pakan induk. Pakan alami lebih baik digunakan karena memiliki kandungan nutrisi yang lebih lengkap daripada pakan buatan.

3.15.2 Pemijahan

Setelah sudah siap berpijah barulah kedua induk ini dapat dipelihara bersama. Tanda induk yang siap berpijah adalah perut akan terasa lembek dan lembut bila diraba. Bahkan jika ditekan sedikit akan keluar telur (betina) dan keluar cairan putih susu/sperma untuk induk jantan.
Tempat pemijahan mas koki berupa bak fiber atau kolam. Ukurannya tergantung pada jumlah induk ikan yang akan digunakan. Bila hanya sepasang induk, kolam berukuran cm dapat digunakan. Bila pemijahan dilakukan secara masal dengan induk 2-5 pasang, paling tidak ukuran kolamnya m.
Pemijahan akan lebih baik jika perbandingan antara jantan dan betina 2 : 1, baik untuk pemijahan sepasang ataupun masal. Ini dilakukan agar telur dapat terbuahi seluruhnya. Kedalaman air sebaiknya 15-20 cm. -Ke dalam wadah dapat diberikan substrat berupa enceng gondok muda yang sudah dibersihkan terlebih dahulu.
Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari atau dini hari. Bila sarangnya dipasang pada sore hari, maka telurnya dapat dilihat pada pagi hari berikutnya. Namun, kalau belum mau memijah, airnya dapat diganti setengahnya agar induk terangsang untuk memijah. Jumlah telur mas koki sangat banyak. Setiap induk betina dapat menghasilkan 2000-4000 butir telur.
3.15.3 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva/Benih
Telur yang ada di enceng gondok dapat dipindahkan ke dalam wadah penetasan. Bisa juga bukan telurnya yang dipindahkan tetapi induknya. Perlakuan pemindahan induk akan lebih baik dilakukan dibanding pemindahan telur, karena telur lebih sensitif dan dapat menyebabkan telur berserakan ke dasar perairan.
Telur-telur tersebut biasanya akan menetas setelah tiga hari keluar dari induknya asalkan tidak terkena hujan dan mendapat cukup sinar matahari. Telur akan menetas menjadi larva ikan dan larva akan mulai berenang setelah seminggu menetas. Pada saat larva mulai menetas, enceng gondok dapat dikeluarkan dari wadah penetasan. Selanjutnya air dapat mulai dialirkan ke dalam wadah  atau diganti setengahnya.
Pada umur seminggu larva ikan mas koki sudah dapat diberi makanan berupa tetasan telur Artemia atau infusoria. Dua atau tiga hari kemudian larva dapat diberi Daphnia/kutu air saring. Sesudah agak besar (sekitar dua minggu) ikan dapat diberi cacing rambut dan pelet. Umur 3-4 minggu, kegiatan penjarangan dapat dilakukan. Frekuensi tingkat pemberian pakan 3 kali sehari.
Pembesaran ikan mas koki umumnya dilakukan di kolam yang agak luas, sekitar 1.5-1.5 m. Ketinggian air minimal 25 cm dengan kepadatan ikan  sekitar 30-40 ekor/m2. Pemberian pakan berupa pakan alami seperti Daphnia (kutu air) dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari. Untuk menjaga kualitas air, minimal 2-3 hari sekali dilakukan penyiphonan/ganti air sebanyak 1/3 volume air.
Pembesaran ikan mas koki dilakukan hingga ukuran 5 cm (seukuran diameter telur ayam). Waktu yang diperlukan kurang lebih 3-4 bulan. Persentase kelangsungan hidup (survival rate) antara 80-90 %. Selama pemeliharaan, kolam sebaiknya tersinari oleh cahaya matahari. Hal ini dapat memacu munculnya pola warna yang cerah pada tubuh ikan.